Sinonggi merupakan salah satu makanan khas dari Kota
Kendari, Sulawesi Tenggara. Sinonggi merupakan makanan sehari-hari suku Tolaki
yang sebagian besar mendiami wilayah Kabupaten Kendari dan Konawe. Kata Sinonggi diambil dari
bahasa suku tersebut yakni posonggi.
Posonggi adalah sebuah alat
yang menyerupai sumpit dan terbuat dari bambu dengan ukuran panjang sekitar 20
cm. Alat ini digunakan untuk menyantap Sinonggi dengan cara menggulung tepung
sagu yang sudah matang. Seiring perkembangan zaman, sumpit tidak lagi digunakan
untuk menyantap makanan ini, melainkan menggunakan tangan langsung atau memakai
sendok.
Makanan ini berbahan baku dari sagu yang mirip dengan
Kapurung, makanan khas dari daerah Luwu, Sulawesi Selatan. Perbedaan kedua
makanan khas ini terletak pada cara penyajiannya. Pada Kapurung, sagu yang sudah matang
dibuat bulat lalu dicampur bersama kuah dengan bahan pelengkap lainnya seperti
sayur kangkung dan ikan sarden atau udang.
Sementara itu, Sinonggi disajikan dengan cara sagu yang
sudah dimasak ditempatkan secara terpisah. Sagu tersebut baru dibuat bulat pada
saat akan disantap lalu disiram dengan kuah sayur-sayuran ditambah dengan kuah
ikan putih atau ikan kerapu. Adapun isi sayuran pada Sinonggi adalah sayur
bayam, kangkung, kacang panjang, dan terong kecil.
Menurut cerita, Sinonggi menjadi
makanan khas dari Kota Kendari bermula ketika ada seorang warga dari suku
Tolaki bernama Sri merantau ke Kota Kendari dan membuka usaha warung makan
dengan menu Sinonggi. Ia memilih menu ini karena selain belum ada pedagang
makanan yang menjualnya, ia juga ingin memperkenalkan makanan khas daerahnya.
Alhasil, menu Sinonggi yang
disajikannya ternyata digemari oleh semua golongan usia maupun golongan sosial.
Selain itu, para pembeli di warungnya bukan hanya warga asli Tolaki, tetapi
juga warga pendatang yang tinggal di Kota Kendari.
Hingga saat ini, Sinonggi telah
merambah ke hotel-hotel sebagai menu istimewa dan menjadi salah satu menu dalam
perjamuan tamu-tamu pemerintah setempat. Di Kota Kendari sendiri, sudah ada
puluhan warung makan yang menyajikan makanan khas Tolaki ini. Untuk pasokan
bahan bakunya, para pedagang tidak perlu bersusah-susah ke daerah pedalaman
mencari tepung sagu karena sudah banyak dijual di pasar-pasar tradisional
dengan harga terjangkau.
Cita
rasa yang lezat, Sinonggi termasuk makanan yang sehat dan menyegarkan. Sagu
sebagai bahan baku utama dikenal memiliki kandungan karbohidrat sekitar 85,6%,
serat 5% dan untuk 100 gr sagu kering setara dengan 355 kalori.
Karbohidrat juga mengandung polimer alami yaitu semacam zat yang sangat
bermanfaat bagi tubuh manusia seperti memperlambat peningkatan kadar glukosa
dalam darah sehingga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus.
Warung
makan yang menyajikan menu Sinonggi tidak sulit ditemukan di Kota Kendari.
Beberapa warung makan yang cukup terkenal di kota ini di antaranya berada di
Jalan Jenderal A. Yani dan di Jalan Antero Hamra yang dulunya bernama Jalan
Kembar Kali Kadia.
Nah bagi
anda yang baru berkunjung ke kota kendari jangan lewatkan untuk menyantap
kuliner lezatnya ini yaitu sinonggi.
sumber: Indonesiawonder.com
sumber gambar travel.kompas.com
sumber gambar travel.kompas.com
0 comments:
Post a Comment